Thursday 19 July 2007

MEMANASKAN HATI IBLIS

Mencoba tuk benahi setiap detik perputaran waktu menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist

MEMANASKAN HATI IBLIS

Di hadapan sejumlah sahabat, pada suatu ketiaka Rasulullah Muhammad SAW bertanya kepada Iblis, “Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, coba ceritakan kepadaku , siapa yang paling engkau benci?”
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
“Lalu, siapa lagi yang paling kau benci?” tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertaqwa, yang mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT.” Jawab Iblis. “Lalu, orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar. Lalu orang yang senantiasa menjaga kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis).”
“Siapa lagi?” Tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya.” Jawab Iblis. “Dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?”
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar.” Jawab Iblis.
“Siapa lagi yang kau benci?”
“Orang kaya yang bersyukur”
“Lalu apa yang bisa memberitahumu bahwa dia bersyukur ?”
“Bila saya melihatnya mengambil dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya.”

“Bagaimana kondisimu apablia ummatku menjalankan shalat ?” tanya Rasulullah SAW.
Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab Iblis.
“Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT, maka Allah akan mengangkatnya satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu membelah saya menjadi dua.”
“Mengapa?”
“Sebab dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan dia disenangi di kalangan makhluk –Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit.”
“Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang telah ditentukan.” Tutur Rasulullah SAW.
Tidak mungkin! Di mana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan


mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Quran, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni).” Jawab Iblis.
Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, “Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?”
“Orang-orang yang suka makan riba.” Jawab Iblis lagi.
“Siapa teman dekatmu?” Tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Orang yang mabuk.”
“Siapa tamumu?”
“Pencuri”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang menyenangkan pandangan matamu.” Tanya Rasulullah SAW.” Orang yang bersumpah dengan talak.” Jawab Iblis.
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”
“Apa yang membuat hatimu panas?”
“(Bila manusia) banyak beristighfar kepada Allah, di malam maupun siang hari.”
“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?”
“Sedekah secara rahasia”
“Apa yang menjadikan matamu buta?”
“Shalat di waktu sahur.”
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”
“Memperbanyak shalat berjamaah.”
“Siapa orang yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”
“Siapa yang paling celaka menurut engkau?” Tanya Rasulullah SAW
“Orang-orang yang kikir.”
Lalu kata Iblis lagi, “Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
“Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
“Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
“Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku…”
Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”




*Disadur dari Majalah Alia Edisi
(Petikan dari Syajaratul-Kaun, doktrin tentang pribadi Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Arh-Tha’i Al-Andalusia, 17 Ramadhan 560 H – 22 Rabi’uts-Tsani 638 H

No comments: