Thursday 16 August 2007

Surat dari Sahabat

Mencoba tuk benahi setiap detik perputaran waktu menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist

Surat Dari Sahabat

Surat ini saya terima dari seorang sahabat via e-mail beberapa minggu yang lalu, membuat saya merenung dan menangis karena... hari-hari ku terlewati begitu saja tanpa sesuatu yang bisa saya andalkan kelak.... Astagfirullah.....

“ Assalamualaikum … hanya ingin mengingatkan untuk sahabatku tersayang…

Kubur Setiap Hari Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali….

1. Aku rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al- Quran
2. Aku rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu sholat malam
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu, bawalah amal soleh yang menjadi hamparan
4. Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka bacalah “Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah”, supaya kamu dapat jawaban kepadanya


Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya

1. Dunia itu racun, Zuhud itu obatnya
2. Harta itu racun, Zakat itu obatnya
3. Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir itu obatnya
4. Seluruh umur itu racun, taat itu obatnya
5. Seluruh tahun itu racun, Ramadhan itu obatnya


Nabi Muhammad S.A.W bersabda :

Ada 4 di pandang sebagai Ibu, yaitu :
1. Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA
3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BERBUAT DOSA
4. Ibu dari segala CITA-CITA adalah SABAR


Beberapa Kata Renungan dari Qur’an :

Orang Yang Tidak Melakukan Sholat :
Shubuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
Dzuhur : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
Ashar : Dijauhkan dari kesehatan / kekuatan
Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya
Isya’ : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya



Semoga surat ini bisa bermanfaat untuk kita semua dan saling mengingatkan dalam berbuat kebaikan... Amienn

Sikap-Sikap Yang Dibenci Allah

Mencoba tuk benahi setiap detik perputaran waktu menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist

Sikap – Sikap yang Dibenci Allah


Dalam keseharian kita, kadang kita tanpa sengaja ataupun sengaja melakukan hal-hal yang ternyata sangat dibenci Allah, entah kita tahu atau tidak tahu dan tidak mencoba mencari tahu tentang apa yang telah kita perbuat. Jika kita coba sedikit membuka dan membaca Mushaf kita… pada Surat Al – Isra ayat 22, 23, 26, 29, 31, 32, 33, 34, 36, dan 37 Subhanallah… betapa sayangnya Allah SWT kepada kita, yang memberi petunjuk pada jalan kebenaran. Berikut beberapa sikap yang sangat dibenci Allah SWT… semoga memberi manfaat kepada kita semua

1. Tidak Meng-Esakan Allah
2. Menyembah Selain Allah dan Bersikap Buruk terhadap Orang Tua
3. Hidup Boros
4. Terlalu Pelit dan Terlalu Pemurah
5. Membunuh Anak Keturunan karena Takut Miskin
6. Mendekati Zina
7. Membunuh Orang Tanpa Alasan yang Benar
8. Mendekati Harta Anak Yatim kecuali Dengan Cara yang Benar
9. Mengikuti Sesuatu yang Tidak Kita Ketahui Kebenarannya
10. Bersikap Sombong

Thursday 19 July 2007

MEMANASKAN HATI IBLIS

Mencoba tuk benahi setiap detik perputaran waktu menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist

MEMANASKAN HATI IBLIS

Di hadapan sejumlah sahabat, pada suatu ketiaka Rasulullah Muhammad SAW bertanya kepada Iblis, “Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, coba ceritakan kepadaku , siapa yang paling engkau benci?”
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
“Lalu, siapa lagi yang paling kau benci?” tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertaqwa, yang mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT.” Jawab Iblis. “Lalu, orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar. Lalu orang yang senantiasa menjaga kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis).”
“Siapa lagi?” Tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya.” Jawab Iblis. “Dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?”
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar.” Jawab Iblis.
“Siapa lagi yang kau benci?”
“Orang kaya yang bersyukur”
“Lalu apa yang bisa memberitahumu bahwa dia bersyukur ?”
“Bila saya melihatnya mengambil dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya.”

“Bagaimana kondisimu apablia ummatku menjalankan shalat ?” tanya Rasulullah SAW.
Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab Iblis.
“Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT, maka Allah akan mengangkatnya satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu membelah saya menjadi dua.”
“Mengapa?”
“Sebab dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan dia disenangi di kalangan makhluk –Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit.”
“Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang telah ditentukan.” Tutur Rasulullah SAW.
Tidak mungkin! Di mana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan


mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Quran, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni).” Jawab Iblis.
Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, “Wahai makhluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?”
“Orang-orang yang suka makan riba.” Jawab Iblis lagi.
“Siapa teman dekatmu?” Tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Orang yang mabuk.”
“Siapa tamumu?”
“Pencuri”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang menyenangkan pandangan matamu.” Tanya Rasulullah SAW.” Orang yang bersumpah dengan talak.” Jawab Iblis.
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”
“Apa yang membuat hatimu panas?”
“(Bila manusia) banyak beristighfar kepada Allah, di malam maupun siang hari.”
“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?”
“Sedekah secara rahasia”
“Apa yang menjadikan matamu buta?”
“Shalat di waktu sahur.”
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”
“Memperbanyak shalat berjamaah.”
“Siapa orang yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”
“Siapa yang paling celaka menurut engkau?” Tanya Rasulullah SAW
“Orang-orang yang kikir.”
Lalu kata Iblis lagi, “Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
“Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
“Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
“Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku…”
Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”




*Disadur dari Majalah Alia Edisi
(Petikan dari Syajaratul-Kaun, doktrin tentang pribadi Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Arh-Tha’i Al-Andalusia, 17 Ramadhan 560 H – 22 Rabi’uts-Tsani 638 H

Saturday 9 June 2007

Six Path

Mencoba tuk benahi setiap detik perputaran waktu menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist

Hmm six path yang ini bukan body cowo maco ehh itu keliru yah six pad hehehe.. ya semoga bermanfaat deh selamat membaca....


6 LANGKAH MENUJU HIDUP BAROKAH
Ust. Muhmammad Sholeh Drehem, Lc

Waktu yang kita lewati dalam perjalanan hidup kita seringkali membuat kita terlena dengan apa yang seharusnya menjadi tugas utama sebagai Hamba Allah SWT. Kesibukan dalam keseharian serta berbagai permasalahan hidup yang muncul silih berganti, menguras pikiran, tenaga, waktu bahkan harta kita, sehingga segala sesuatunya mengalir tanpa jejak, atau dalam Islam dikenal dengan kehidupan yang tidak barokah yaitu kehidupan yang berlalu tanpa meninggalkan manfaat. Kalau boleh kita jujur sebenarnya Apa yang sedang terjadi dalam diri kita..??

Jika kita coba sedikit membuka Sirroh Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang mulia tentang problematika kehidupan yang dihadapi kala itu justru jauh lebih menantang dan sulit, kalaupun kita bandingkan dengan problematika kita saat ini mungkin tidak ada seujung kuku jari kita, namun Beliau mampu menghadapinya secara elegan dan tetap bersemangat, bahkan diriwayatkan bahwa mereka –para sahabat- menangis jika dalam satu hari tidak menjumpai suatu masalah. Dari riwayat tersebut dapat kita pelajari bahwa seluruh gerak langkah para shalihin seolah selalu solutif dan produktif sehingga kehidupan mereka barokah. Amalan apakah yang menjadikan kehidupan mereka penuh barokah?

Amalan yang minimal harus kita miliki atau setidaknya kita biasakan dalam kehidupan ada 6 langkah yaitu :

1. Beriman dengan benar
Dalam Al – Quran Surat An – Nisa : 36 dikatakan bahwa
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupu”
Menjauhi syirik berada dalam urutan pertama dalam menjaga kebersihan iman kita. Siksa Allah yang paling cepat tertuju pada pelaku syirik. Dengan iman yang benar dan menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT semata, menjadikan hidup kita tentram dan damai

2. Taqwa disegala tempat
Kita diperintahkan Allah untuk selalu taqwa kepada Allah dimanapun kita berada seperti dalam Firman Nya Surat

“Takutlah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan burukmu dengan perbuatan yang baik, pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik”

Ketaqwaan bukan hanya menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, tetepi Ketaqwaan Kepada Allah dibangun oleh 3 pilar


1. Keshalihan yang membuat individu menjadi dekat dengan Allah
2. Kecerdasan yang membuat individu menjadi tahu cara menjalani hidup
3. Kesehatan yang membuat individu bisa beribadah dan memanfaatkan dirinya secara optimal

Orang bertaqwa adalah yang senantiasa merasakan kesertaan, pengawasan dan perlindungan dari Allah di setiap waktu dan tempat. Oleh karena itu mereka akan selalu menjauhi maksiat, tidak mudah putus asa, tidak sombong, tidak lemah dan merasa berani karena benar dan mendapat tuntunan Allah.

3. Terus menerus beramal Sholeh
Sebagai orang yang beriman, kita dituntut untuk selalu beramal sholeh. Jangan pernah berhenti dengan satu amal sholeh, sambung satu amal sholeh dengan amal sholeh berikutnya. Bahkan pada saat jeda pun kita harus tetap beramal sholeh, sehingga syetan tidak punya peluang untuk menggoda kita, karena syetan paling mudah menggoda hamba yang sedang tidak berkegiatan.

4. Komitmen dengan Syariat
QS. Al – Baqarah : 208
”Hai orang – orang yang beriman, masuklah kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah – langkah syetan. Sesungguhnya Syetan itu musuh yang nyata bagimu”

Syariat Islam adalah wasiat Rasul SAW yang berfungsi sebagai penuntun hidup agar segala sesuatunya teratur. Minimnya iman dan keterbatasan ilmu membuat manusia jauh dari komitmen syar’i. Salah satu terapi agar terjaga dari hal tersebut adalah dengan berkomitmen terhadap doa-doa yang diajarkan Rasulullah. Dalam Islam kegiatan doa harus dilakukan pada setiap aktifitas, baik untuk memulai atau mengakhiri aktifitas. Doa menjadikan kita terhindar dari jebakan syetan yang selalu berupaya agar kita melenceng dari syari’at

5. Mencari rizki yang halal
Kehalalan rizki ditentukan oleh 3 aspek
1. Zat
Allah SWT menetapkan zat yang diharamkan pengkonsumsiannya yang meliputi babi, khamr, darah, bangkai dan sembelihan yang tidak menyebut nama Allah. Rezeki yang tercemari oleh Zat tersebut adalah haram.

2. Cara mendapatkan
Jika cara mendapatkan rizki tersebut dengan jalan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT, otomatis barang / rizki itu menjadi tidak layak dikonsumsi


3. Cara pendistribusian rizki
Jika cara penggunaan rizki itu salah maka Allah SWT akan mengazabnya, contoh : makan dan minum secara berlebihan atau boros.
Tidak pernah ada barokah dalam kehidupan orang yang memasukkan barang haram dalam hidupnya, masalah akan selalu mendatanginya. Allah tidak menerima doa dari orang yang perutnya terisi barang haram.

6. Selalu mensyukuri Nikmat Allah
QS. Ibrahim : 7
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”

Syukur terhadap nikmat Allah harus selalu kita lakukan dalam kehidupan sehari – hari, karena tidak satupun dari apa yang kita alami, terlepas dari pengawasan-Nya

Kehidupan yang barokah adalah kehidupan yang didambakan setiap insan, karena tujuan hidup kita bukan hanya untuk di dunia saja tetapi kita juga berharap meraih kemenangan dan kebahagiaan dunia akhirat Insya Allah Amin…

Saturday 5 May 2007

HIJRAH MEMBENTUK KELUARGA CEMERLANG

Kajian Akbar Interaktif
Tujih : Ust. Muhammad Sholeh Drehem, Lc.
Ahad, 11 Februari 2007 (Masjid Al-Akbar Surabaya)

Keluarga cemerlang dibentuk dari pribadi-pribadi cemerlang dan sholeh, sesuai dengan janji Allah bahwa lelaki yang sholeh untuk wanita yang sholeh. Untuk menciptakan keluarga yang cemerlang ada beberapa tahapan yang harus di miliki oleh setiap individu.

A. Pembentuk Pribadi Sebelum Masuk Jenjang Pernikahan
      (Ukuran Kesholehan Laki-laki/Wanita) memiliki kriteria sbb :
           a. Aqidah yang benar, imannya mantap (Shahihul Aqidah)
                  - memperbaiki akidah dengan hanya meyakini dan berserah diri bahwa hanya                      kekuasaan Allah – lah yang menguasai segalanya
                  - Tidak menyekutukan Allah, bermohon pertolongan kepada selain Allah dsb
          b. Ibadah yang benar baik ibadah mahdoh, sunnah, mubah
                   - mempelajari cara beribadah yang benar sesuai Al-quran dan Al hadist
                   - memurnikan ibadah tanpa adanya pengaruh ajaran agama lain atau budaya
          c. Ahlaq yang kokoh (Mattinul Huluqi)
                   - Memiliki akhlaq yang islami sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad s.a.w
          d. Berwawasan Luas
                   - Sebagai seorang muslim haruslah memiliki wawasan yang luas, dan keilmuan yang                      baik
          e. Memiliki Fisik yang Prima (Qowwimul Jism)
                  - Seorang muslim juga harus menjaga stamina untuk ibadah dan kesehatan
          f. Mampu mengendalikan diri
         g. Disiplin akan waktu
               - Muslim tau akan pentingnya waktu sehingga tidak menyiakan waktu. Kita akan                  dimintai pertanggunjawaban oleh Allah akan waktu yang kita gunakan kelak di hari                  akhir
       h. Teratur dalam semua urusannya
        i. Punya Etos kerja (Khadirun al Kasbi)
            - Baik lelaki maupun perempuan harus punya etos kerja tinggi, mandiri. Jika suatu saat                istri ditinggal mati suami, mampu bertahan hidup
        j. Mampu memberikan kontribusi positif pada orang lain (Memberi manfaat kepada orang l             lain)
      Jika point – point tersebut telah dimiliki oleh seseorang, Insya Allah dalam keseharian orang tersebut baik. Kemudian untuk melalui proses pernikahan sebelumnya diawali dengan memilih pasangan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya, dan tidak mengawali dengan kemaksiatan karena pernikahan adalah suatu kebaikan maka harus diawali dengan kebaikan.

B. Proses Pemilihan Pasangan (Pra Nikah)
     1. Memilih Pasangan
         Menurut Sabda Rasul ada beberapa tuntunan dalam memilih pasangan :
           a. Untuk laki – laki
               - Nabi bersabda “ jika engkau memilih wanita untuk kau nikahi maka pilihlah karena 4                 hal, pertama karena kekayaannya, kecantikannya, nasab / garis keturunannya, dan                agamanya. Tetapi pilihlah karena agamanya karena yang ketiganya akan menyertainya
              karena pernah diriwayatkan oleh sahabat bahwa pernah Nabi Bersabda :
             “ Jika sso laki-laki menikahi wanita karena murni hartanya, maka tidak bertambah               kecuali kefakiran. Jika karena kecantikannya, maka tidak akan bertambah kecuali               fitnah. Jika karena keturunan / nasabnya, maka tidak akan bertambah kecuali                kekerdilan hidup, tetapi Jika menikahinya karena agama, maka Allah akan                memberikan kerberkahan terhadap keduanya”

       b. Untuk Perempuan
             “ Jika datang sso yang kita sudah tau akhlaqnya baik untuk meminangmu, maka segera                 terima lamarannya, jika tidak akan terjadi fitnah dimana-mana”
       2. Bertemu
              • Dalam hal ini yang dimaksud bertemu harus disertai mahramnya, tidak boleh berdua-                 duan karena termasuk dalam bermaksiat kepada Allah.
              • Maksud bertemu ini untuk mengetahui keadaan calon pasangannya, dan                  memantapkan hati.

    3. Khitbah
             - Setelah mantap dengan pilihan yang akan dinikahi (proses ta’aruf dan istikhoroh) maka               selanjutnya adalah proses mengkhitbah atau melamar. Dalam proses ini pihak wanita              yang telah di khitbah seorang lelaki, maka tidak diperkenankan menerima pinangan               lelaki lain.
           - Dalam proses ini pihak wanita juga diperbolehkan menolak pinangan dari seorang lelaki               jika tidak berkenan.
    4. Nikah
          - Proses pernikahan ini disertai dengan akad nikah dan di Sunnah kan untuk mengadakan                resepsi / walimahan secara syar’I (missal : pada pesta pernikahan tidak berbentuk               standing party, makanan yang dihidangkan halal, jika memungkinkan dipisahkan antara              tempat duduk laki2 dan perempuan)
          - Setelah melakukan pernikahan, di Sunnahkan bagi pasangan suami istri untuk             melakukan shalat sunnah 2 raka’at, kemudian setelah salam pegang kepala istri dan             berdoa kepada Allah (sesuai tuntunan) dan Istri menjawab doa suami

     C. Etika Suami Istri
        
        a. Hak – hak Istri kepada Suami
1. Suami perlu berdandan di hadapan istrinya
o saling mengkomunikasikan apa yang disenangi dan yang tak disenangi kedua pasangan.
2. Tunjukkan wajah yang menyenangkan
3. Pandai – pandai memilih kata-kata
4. Pandai – pandai mengucapkan terima kasih
5. Membantu pekerjaan istri sesekali (menyapu, memasak..dsb)
6. Bercanda dengan istri
7. Berjabat tangan dengan istri
- Aisyah mengatakan bahwa “ Nabi tidak pernah masuk rumah tanpa mencium bibirku”
8. Ajari Istri urusan – urusan agama
9. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dalam keluarga
10. Seimbang dalam cemburu
11. Menafkahi Istri secara lahir dan batin
12. Menjaga perasaan istri
13. Jangan membuka Aurat istri / Aib istri kepada orang lain
14. Beri Ijin untuk keluar

       b. Hak Suami Kepada Istri
1. Perhatikan hak suami (batin), menyegerakan kebutuhan biologis suami
- Istri wajib melayani suami sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya
2. Menjadikan suami sebagai Qawwam (pemimpin rumah tangga)
3. Taati perintah suami selama tidak bermaksiat kepada Allah
4. Tidak boleh mengizinkan sesorang menginap / masuk rumah kecuali tanpa ijin suami
5. Tidak boleh puasa sunnah tanpa seijin suami
6. Fokuskan diri kita untuk mendidik anak kita
7. Istri biasakan berdandan di hadapan suami
“Perempuan manapun pula, Istri manapun pula yang keluar dari rumahnya dengan bersolek kemudian dinikmati laki-laki lain dan suaminya ridho, maka setiap langkah akan dibuatkan rumah di neraka dan suaminya juga mendapat dosa”
8. Menjaga harta suami di rumah
9. Pandai Merespon

D. Kewajiban Suami + Istri Thd Anak
Anak merupakan asset terbesar dan merupakan amanah yang dititipkan Allah kepada kita, sehingga kelak akan dimintai pertanggujawaban.
Dalam mendidik anak bisa and abaca dalam buku “ Pendidikan Anak dalam Islam” karya DR. Nasher Ulwan Abdullah.

18 : 13 - 22

Kisah Asbabul Kahfi

Apa yang dapat kita ambil ibroh dari kisah dalam Al-Quran Surat Al Kahfi ayat 13 – 22 tentang 7 oramg pemuda dan 1 ekor anjing (Wallahu’alam bis showab) yang terjadi pada masa-masa fatroh (tidak ada kepemimpinan) yaitu pada masa sekitar setelah kepemimpinan Nabi Isa dan sebelum Nabi Muhammad, di bawah kekuasaan Raja yang Syirik ...

Pemuda-pemuda Al – Kahfi adalah pemuda yang mendapat fitnah dari orang-orang yang memusuhi Agama Allah karena mempertahankan keimanan. Dikisahkan oleh Allah SWT bahwa pemuda merupakan golongan yang mudah menerima kebenaran / perubahan, mereka memiliki kharakteristik yang harus diteladani seperti tercantum dalam Surat Al-Kahfi ayat 16 yaitu : 1. Memiliki keimanan yang kokoh, sehingga dengan keimanan tersebut menjadikan mereka pemuda-pemuda pilihan 2. Huda / Petunjuk dari Allah untuk berada di jalan kebenaran, dengan semakin bertambahnya keimanan maka semakin bertambah petunjuk Allah 3. Al – Furqon / Pembeda, keimanan dan akhlaq yang mereka miliki menjadikan berbeda dan mampu memisahkan diri dari kemaksiatan.

Peristiwa yang dialami oleh Pemuda Asbabul Kahfi sudah menjadi skenario Allah, dan mereka diselamatkan oleh Allah ... dengan cara di masukkan kedalam Goa Kahfi dengan tujuan untuk menyusun kekuatan, namun Allah berkehendak lain, para pemuda tersebut justru di tidurkan selama beberapa tahun dan mereka di bangunkan pada masa pemerintahan Raja yang ta’at sehingga mereka hidup mulia. (QS 18 : 10 – 11) Dari penggalan kisah di atas kita dapat mengambil ibroh tentang sikap yang baik dalam kehidupan, yaitu hikmah dimasukkan nya dalam gua, sebagai seorang muslim kita diharapkan selalu menjaga diri dan meluruskan niat untuk selalu menegakkan yang haq, bukan dengan maksud bersembunyi mengelak dari amanah dakwah, tetapi lebih ke pengokohan kekuatan dan stategi dakwah.

Hikmah Detutup telinga mata selama beberapa tahun.. hal ini harus kita lakukan sebagai seorang muslim terhadap hal-hal yang membuat kita lalai dan lupa akan perintah dan tugas dari Allah. Dan pada akhirnya hanya pertolongan Allah lah yang kita harapkan terhadap segala permasalahan yang kita hadapi. Untuk menjadi pribadi yang baik menurut Al-Quran ternyata tidak terjadi begitu saja atau bahkan mendapat “warisan keimanan” dari orang tua kita, tetapi segala sesuatunya membutuhkan proses dan niat untuk merubah diri menjadi lebih baik hingga akhir hayat..